Sunday, January 16, 2011

Launching Steven Jam Berlangsung Meriah

Bertempat di Bulungan Jakarta Selatan, Steven yang dikenal sebagai vokalis Steven & Coconuttreez melaksanakan launching album proyek solonya, Steven Jam. Acara yang berlangsung meriah dan dihadiri banyak penonton ini dilaksanakan pada tanggal 26 November 2010, dari siang hari hingga pukul 23.00.
Dalam acara ini, turut juga tampil beberapa band lintas genre. Sebut saja Gangstarasta, Marjinal, Melanie Subono, Siksa Kubur, Monkey Boots, Condrad And The Good Vibration, Bakscherrys, Jimmi Pitstop, Death Valley, Weskonolah, Shafnat, Cozy Republic, Mizura, Boys N Roots, dan D’Fitries. Serta juga dari kawan komunitas Slanker, Oi dan KPJ selaku tuan rumah.
Steven yang tampil enerjik di urutan terakhir band-band yang tampil, juga mengajak beberapa personel dari band lain yang tampil malam itu. Tampak beberapa lagu baru di albumnya dibawakan dan juga lagu dari bandnya, Steven & Coconuttreez, dan juga ada menyanyikan lagu Imanez, berduet dengan Melanie Subono.
Menurut pengakuan Steven dalam wawancaranya bersama kami, Steven Jam merupakan proyek solonya. Sedangkan bandnya, Steven & Coconuttreez sedang vakum. Masih dalam pengakuannya, para personil Steven & Coconuttreez memang telah berkomitmen apabila sudah album ke-3, semua personil Steven & Coconuttreez dipersilakan untuk membuat proyek-proyek solo. Hal itu bisa kita ketahui bersama dari beberapa proyekan lainnya dari personil Steven & Coconuttreez.
Dalam album solonya ini, Feel The Vibration, banyak mengajak musisi-musisi lainnya. Dalam album ini, Steven Jam mencoba mengeksplor reggae dengan beberapa genre lainnya. Serta juga mengkombinasikan eksplorasi sound, brass section dan distorsi. Sedangkan tema yang diangkat seputar tentang tema keseharian dan social. Sehingga menghasilkan album reggae yang cukup bagus dan bermutu.
Semoga album Steven Jam ini mendapat sambutan yang apik dari penikmat reggae. Baik dari segi penjualan CD dan juga lagunya bisa mengena dan disambut positif. Semoga…

Kesederhanaan di Album Kurang Tambah Tony Q Rastafara

Pada hari Sabtu, 18 Desember 2010, Tony Q Rastafara resmi merilis album yang ke delapan yang berjudul Akustik Kurang Tambah, bertempat di Jl. Pejaten Barat No. 71 (Warung Bang Hoody). Berbeda dengan album-album sebelumnya dari sisi alat musik, pada album ini Tony Q menggunakan alat musik yang sederhana, bahkan dapat dibilang minim.
Acara launching album dimulai dengan jumpa pers pada pukul 2.40 dengan para wartawan, media, serta kerabat, dan keluarga dari Tony Waluyo Sukomasih, yang akrab di panggil Tony Q.  Dipandu oleh dua MC yang cukup terkenal dan kocak yaitu Barong dan Juki, bintang  sinetron Para Pencari Tuhan, acara jumpa pers berlangsung formal tetapi santai.
Pada jumpa pers ini, diulas bahwa tema pada album Tony Q yang ke delapan ini tidak berbeda dengan tema-tema pada albumnya seperti cinta, sosial, politik. Akan tetapi ada satu lagu yang bertemakan tentang pendaki gunung, dan penambahan nuansa alat musik suling dalam lagu Tarian Moyang.
Beberapa pembicara yang hadir pada saat sesi jumpa pers diantaranya Joseph dari pihak label, dan Buddy Ace . Menurut Buddy Ace sosok Tony Q membuatnya terkesima, kaget, dan heran. Ketika dia menelusuri Google, dan melihat situs www.tonyqrastafara.net  dan situs musik lainnya, Tony Q merupakan sosok yang dicari-cari serta banyak dibicarakan. Tidak hanya itu Tony Q juga tidak merasakan terdesak dengan lahirnya musisi-musisi baru di dalam dunia reggae. Bahkan Buddy Ace berani menyamakan karya yang dihasilkan Tony Q setara dengan karya yang dihasilkan musisi yang melegenda di dunia musik, Iwan Fals. Ungkapan ini keluar dari sosok Buddy Ace karena  karya-karya Tony Q merupakan  kritik tajam, dan berisikan amarah yang disajikan secara indah dan jenaka.
Pada sesi pertanyaan, ada  wartawan yang menanyakan tentang sistem penjualan Tony Q yang masih menggunakan media fisik, sedangkan di luar negeri sudah menggunakan digital (online). Tony Q menjawab bahwa para pendengar lagunya akan merasa bangga dan senang setelah membeli CD originalnya, dan akan dijaga. Tony Q juga tidak marah kepada para penjual CD bajakan kaki lima yang menjual karya-karyanya. Karena menurutnya dengan cara seperti itulah ia berbagi rejeki dengan para penjual di kaki lima tersebut.
Ada pula yang menanyakan tentang kualitas dan mutu musik  pada album barunya yang terkesan sangat sederhana ini. lTony Q menjawab bahwa ia tidak dapat menilai kualitas dan mutu dari karya yang ia ciptakan. Semuanya ia serahkan kepada pendengar, dan manteman saja yang menilainya.
Tony Q menyatakan dalam album yang dengan alat musik yang sederhana dan minim ini ia ingin mengkritik dan memberikan semangat kepada musisi-musisi muda yang “merasa” kekurangan dalam membentuk sebuah band. Ia menyatakan janganlah terpaku kepada formasi band yang utuh saja dalam berkarya.
Setelah sesi tanya jawab, Tukul Arwana yang juga hadir dalam jumpa pers tersebut diminta untuk memberikan pendapat tentang Tony Q dan albumnya. Dengan gaya yang jenaka dan membuat mata penonton terbelalak Tukul Arwana bercerita tentang pengalamannya yang mengira awalnya Tony Q biasa saja, tetapi ketika Tukul mendengar dan ingin membeli albumnya, ia harus jauh-jauh ke Jambi dan dari situ Tukul baru mengerti dan menyukai lirik karya-karya yang Tony Q buat dan bawakan.
Akhirnya jumpa pers diakhiri dengan pemotongan tumpeng, sebagai acara syukuran. Potongan pertama diberikan oleh Tony Q kepada bapak ayahandanya. Sedangkan potongan kedua diberikan kepada Tukul Arwana yang merupakan sahabat karibnya. Lalu kepada Ibnu Hibban selaku manager, dan kemudian kepada salah seorang wartawan sebagai perwakilan dari beberapa wartawan media cetak dan elektronik yang telah hadir.
Setelah acara jumpa pers, performa dari Joko Joker pun mengocok perut penonton yang hadir dengan lirik-lirik lagunya yang jenaka. Setelah Joko Joker memainkan 4 lagu, dilanjutkan dengan performa dari Tony Q Rastafara yang membawakan beberapa lagunya pada album Akustik Kurang Tambah. Tak lupa Tony Q juga membawakan lagu-lagu lama yang berasal dari album-album sebelumnya, hingga lagu pesta pantai sebagai lagu penutup.
Semoga dengan album barunya ini, Tony Q makin menancapkan karirnya dalam dunia musik. Bagi musisi muda, ini bisa menjadi lecutan bahwa dengan segala keterbatasan, kita pun dapat berkarya. Dan semoga pula album ini dapat diterima oleh penikmat reggae di bumi nusantara.

Mari berkarakter

oleh: Alfa Kriting (Vokalis The Marijans)
editing by nusareggae

Seseorang berkata bahwa belakangan ini banyak bermunculan band-band reggae yang aneh dan sebagian lagi dia katakan palsu. Saya jadi bingung dengan perkataan tadi, sebenarnya yang aneh, apalagi yang palsu itu bagaimana? Apakah karena tidak seperti band-band reggae kebanyakan atau karena tidak seperti band-band reggae kawakan yang sudah mapan dengan musik mereka yang boleh dikatakan arus utama atau mainstream.
Bukankah bermusik itu berproses mengikuti perkembangan jaman? Jika musik apalagi musik reggae hanya berjalan di tempat alias stagnan bukankah musik itu telah mati? Dan menurut saya menjadi duplikat band-band besar jelas bukan sifat rebel yang seharusnya di resapi oleh semua insan reggae.
Ada satu pertanyaan yang simpel sebagai gambaran buat kita. Jika ada seorang anak kecil berusia 10 tahun dan dia bisa bermain gitar sehebat Peter Tosh, atau mungkin sang legendaris Jimmy Hendrix. Atau memiliki suara yang mirip Bob Marley atau Michael Jackson. Apa yang kita harapkan dari anak kecil tadi saat usianya 25 tahun? Kebanyakan orang akan menjawab: “Pasti dia akan menjadi bintang besar karena secara skill dia telah menyamai Jimmy Hendrix atau Michael Jackson”. Bagaimana jika kenyataannya dia hanya menjadi (maaf tanpa bermaksud merendahkan) pengamen jalanan misalnya yang bisa menyanyikan lagi Bob Marley semirip dia? Atau jadi musisi cafe karena suaranya mirip Michael Jackson, sehingga saat kita mendengar dia menyanyikan lagu Michael Jackson kita terasa seperti sedang memutar lagunya melalui Winamp?
Sebenarnya jika saya ditanya, yang saya harapkan saat usianya 25 tahun dia sudah menjadi dirinya sendiri. Dirinya yang bukan duplikat siapapun dengan segenap kekurangan dan kelebihannya. Dirinya yang dengan percaya diri menyanyikan lagu-lagunya sendiri dengan suara aslinya sendiri atau dengan permainan gitar khasnya walaupun tak sehebat beberapa legendaris di atas, dan walaupun dia hanya bermain di panggung-panggung kecil. Karena menurut saya semakin berbeda kita atau semakin aneh kita, semakin kuat juga karakter yang kita punya. Dan semakin berkarakter kita, berarti semakin susah digantikan ole siapapun karena kita memiliki otoritas sendiri.
Seperti belakangan ini banyak yang ingin menjadi Benyamin kedua tapi gagal, atau Chrisye kedua tapi gagal juga. Kita juga tahu tak ada yang bisa menggantikan Iwan Fals di hati kita. Mari berproses, mari berkarakter, mari berani dikatakan aneh atau dibenci karena kita menjadi diri kita sendiri. Terus berkarya dan biarkan orang bicara dan menilai karya kita.
Salam Gerilyawan Reggae

Korelasi Vespa dan Reggae

Vespa, kendaraan roda dua yang berasal dari negara Benito Mussolini ini memang memiliki keunikan tersendiri dan memiliki sejarah yang panjang sampai akhirnya kendaraan yang berarti “Tawon” dalam bahasa Italia tersebut mampu menembus berbagai negara, lapisan masyarakat, bahkan sampai mengintervensi kedalam budaya sampai menciptakan suatu sub-kultur tertentu. Salah satu contoh pembaurannya menjadi suatu bagian dari sub-kultur bisa dilihat dari stigmanya atas “kendaraannya para kaum Mods” atau sepeda motornya kaum Skinhead, khususnya di Inggris pada era ’60-an.
Pada era itu memang lumayan marak dijumpai para “mereka” yang sering berpenampilan dengan menggunakan jaket ala seorang penerbang, dengan sepatu bot Dr.Martens serta bergaya rambut pendek (malah cenderung botak) sehingga terkesan bergaya militan walaupun belum tentu semua karakteristik mereka seperti itu, apalagi mereka sering berkendara di jalan dengan menggunakan kendaraan yang notabene latar belakang kendaraan tersebut justru tercipta akibat “solusi pembayaran utang” Italia atas kekalahan mereka dalam Perang Dunia kedua.
Lantas apa korelasi antara kendaraan yang teknologinya terinspirasi dari teknologi pesawat terbang tersebut dengan Reggae yang notabene adalah musik yang identik dengan musiknya para kulit hitam pada era itu? Tidak bisa dipungkiri bahwa maraknya para imigran kulit hitam yang berada di Inggris pada masa itu, turut membawa musikalitasnya kedalam pergaulan mereka sehari-hari, khususnya kepada para remaja bahkan sampai ke orang dewasa di negeri asalnya The Beatles, The Who, Sham 69, tersebut. Sedangkan Inggris sendiri (bahkan mungkin sampai sekarang) adalah trend-setter atau salah satu kiblat musik dunia.
Selera musik para imigran kulit hitam tersebut pun ternyata cukup digemari oleh anak muda disana dan bahkan mengakar dengan sangat kuatnya sampai merasuk kedalam lingkungan kaum “Mods” yang notabene sebutan “Mods” tersebut dikarenakan karakteristik mereka yang cenderung “Modernist”, baik itu dalam masalah fashion bahkan sampai dalam segi musik. Sehingga tidak heran jika akibat dari pergaulan mereka dengan para imigran kulit hitam tersebut, banyak dari kaum Mods yang menggemari musik-musik yang sering dibawakan oleh “The Maytals”, “Laurel Aitken”, dan lain sebagainya yang berada di era tersebut, sehingga di era itu pun tidak asing terdengar istilah seperti Rude boys, Skinhead Reggae, bahkan sampai melegendanya pengaruh-pengaruh dari Trojan Records.
Sedangkan diluar segi musik, saat itu Vespa merupakan salah satu kendaraan favorit, karena selain harganya cenderung murah dan teknologi sepeda motor tersebut diadopsi dari teknologi pesawat terbang, sehingga tidak heran jika Vespa cenderung lebih kuat dan tahan lama. Bahkan konon Vespa sewaktu awal-awal dikeluarkan dari pabriknya ke pasar, dulunya Vespa sampai menggunakan ban pesawat terbang betulan. Mungkin karena sebab itu juga kenapa logo yang sering diusung oleh kaum Mods ini pun sampai menggunakan logo yang ada pada pesawat tempur Inggris. Dan media pun turut mempopulerkan keunikan kombinasi antara sub-kultur tersebut dengan kendaraan khas mereka.
Namun Vespa memang bukanlah hanya sekedar kendaraan biasa. Vespa yang dulu dikenal memiliki sejarah sebagai kendaraan simbol “pembayaran dosa” akibat kejamnya Perang Dunia, sehingga tidak heran kendaraan tersebut cenderung dijual dengan harga murah dari negara asalnya, tetapi kini Vespa sudah berganti menjadi simbol kendaraan yang bisa dikatakan sebagai kendaraan yang bermakna “solideritas”. Fakta ini terkadang bisa dilihat dari solideritas persaudaraan para pengendara Vespa khususnya di tanah air, dimana bila ada Vespa yang mogok di jalan, penggendara Vespa lainnya yang kebetulan melintas dan melihat peristiwa itu akan turut berhenti sejenak seraya menawarkan bantuan kepada pengendara tersebut.
Solideritas semacam ini secara sadar atau tidak sadar telah merepresentasikan pesan “One love” dimana perbedaan layaknya perbedaan kulit hitam dan kulit putih pun bisa menjadi lenyap hanya dengan sebuah kendaraan yang disebut dengan musik. Dan semuanya pun terasa semakin kebetulan, karena benang merah diantara musik tersebut dengan kendaraan Vespa itu, ternyata terdapat andil Reggae di dalamnya.

Reggae Tidak Harus Rasta

Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal, reggae dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. “Reggae adalah nama genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup, way of life,” ujar Ras Muhamad, pemusik reggae yang 12 tahun menekuni dunia reggae di New York dan penganut ajaran filosofi rasta. Repotnya, di balik hinggar-bingar dan kegembiraan yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik tersebut. Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu sendiri.
“Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah disebut rastafarian, diidentikkan dengan penghisap ganja dan bergaya hidup semaunya, tanpa tujuan,” ungkap Ras yang bernama asli Muhamad Egar ini. Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas. Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging, dan bahkan mengisap rokok. “Para anggota The Wailers (band asli Bob Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari,” papar Ras.
Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob Marley—pembawa genre musik tersebut ke dunia adalah seorang penganut rasta. Ras menambahkan, salah satu bukti bahwa komunitas reggae di Indonesia sebagian besar belum memahami ajaran rastafari adalah tidak adanya pemahaman terhadap hal-hal mendasar dari filosofi itu. “Misalnya waktu saya tanya mereka tentang Marcus Garvey dan Haile Selassie, mereka tidak tahu. Padahal itu adalah dua tokoh utama dalam ajaran rastafari,” ungkap pemuda yang menggelung rambut panjangnya dalam sorban ini.
Pemusik Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut rasta. Tony mencoba memahami ajaran rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu hakikat filosofi, yakni cinta damai. “Yang saya ikuti cuma cinta damai itu,” tutur Tony yang tidak mau menyentuh ganja itu.
Namun, meski tidak memahami dan menjalankan seluruh filosofi rastafari, para penggemar dan pelaku reggae di Indonesia mengaku mendapatkan sesuatu di balik musik yang mereka cintai itu. Biasanya, dimulai dari menyenangi musik reggae (dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik mempelajari filosofi dan ajaran yang ada di baliknya.
Seperti diakui Hendry Moses Billy, gitaris grup Papa Rasta asal Yogya, yang mengaku musik reggae semakin menguatkan kebenciannya terhadap ketidakadilan dan penyalahgunaan wewenang. Setiap ditilang polisi, ia lebih memilih berdebat daripada “berdamai”. “Masalahnya bukan pada uang, tetapi praktik seperti itu tidak adil,” tandas Moses yang mengaku sering dibuntuti orang tak dikenal saat beli rokok tengah malam karena dikira mau beli ganja.
Sementara Steven mengaku dirinya menjadi lebih bijak dalam memandang hidup sejak menggeluti musik reggae. Musik reggae, terutama yang dipopulerkan Bob Marley, menurut Steven, mengajarkan perdamaian, keadilan, dan antikekerasan. “Jadi kami memberontak terhadap ketidakadilan, tetapi tidak antikemapanan. Kalau reggae tumbuh, maka di Indonesia tidak akan ada perang. Indonesia akan tersenyum dengan reggae,” ujar Steven mantap.
Sila dan Joni dari Bali menegaskan, seorang rasta sejati tidak harus identik dengan penampilan ala Bob Marley. “Rasta sejati itu ada di dalam hati,” tandas Sila sambil mengepalkan tangan kanan untuk menepuk dadanya.

5 Album Reggae Terbaik tahun 2011

Sebuah album reggae yg sangat Indonesia, reggae pribumi.
Bukan hanya lirik lagu di album tsb yg mengusung isu-isu politik nasional – pas dgn momen hiruk pikuk pemilu 2009.
Tapi lebih jauh lagi album Presiden adl album yang tdk meninggalkan jejak apapun tentang musik Bob Marley sang Raja Musik Reggae. Album Presiden adl 100% cita rasa lokal.

Rilis dibawah naungan Tony Q Production, Album Presiden menjadi album reggae local yang paling dinanti. Rilis ketika momen-momen pemilu 2009 sedang mencapai titik klimaksnya, album Presiden adalah bentuk kritik dr musisi reggae terhadap pemerintahan negeri ini.
Simak saja lagu “Republik Sulap”, “Krisis Kepercayaan”, “Politik”, “Bla Bla Bla”, “Presiden” adalah bahasa kiritik dari seorang ikon musik reggae Indonesia dengan bumbu-bumbu alunan musik traditional bercampur spirit of reggae.
rangakian janjimu/selama ini/ternyata tak pernah terbukti/ramah di wajahmu/hanya sekedar/bagai topeng muka belaka. Kepalsuan demi kepalsuan coba kau tutupi dgn kepalsuan lainnya. Tanpa rasa bersalah, tanpa rasa menyesal, kau jual mimpi2 dan harga diri. Yoo Maann.

Sebuah album reggae yg sangat Indonesia, reggae pribumi.
Bukan hanya lirik lagu di album tsb yg mengusung isu-isu politik nasional – pas dgn momen hiruk pikuk pemilu 2009.
Tapi lebih jauh lagi album Presiden adl album yang tdk meninggalkan jejak apapun tentang musik Bob Marley sang Raja Musik Reggae. Album Presiden adl 100% cita rasa lokal.

Rilis dibawah naungan Tony Q Production, Album Presiden menjadi album reggae local yang paling dinanti. Rilis ketika momen-momen pemilu 2009 sedang mencapai titik klimaksnya, album Presiden adalah bentuk kritik dr musisi reggae terhadap pemerintahan negeri ini.
Simak saja lagu “Republik Sulap”, “Krisis Kepercayaan”, “Politik”, “Bla Bla Bla”, “Presiden” adalah bahasa kiritik dari seorang ikon musik reggae Indonesia dengan bumbu-bumbu alunan musik traditional bercampur spirit of reggae.
rangakian janjimu/selama ini/ternyata tak pernah terbukti/ramah di wajahmu/hanya sekedar/bagai topeng muka belaka. Kepalsuan demi kepalsuan coba kau tutupi dgn kepalsuan lainnya. Tanpa rasa bersalah, tanpa rasa menyesal, kau jual mimpi2 dan harga diri. Yoo Maann.

Ras Muhamad – Next Chapter
Rilis pada tgl 13 Agustus 2009 di Mario Place, Menteng Huis, album Next Chapter adl legitimasi musisi reggae global terhadap kualitas musik Ras Muhamad sbg Reggae Ambassador.
Berisi 13 lagu baru dari Ras Muhamad, Next Chapter adalah irama musik reggae tanah air dengan pesan-pesan perdamaian, persatuan, kritik sosial, hingga seruan-seruan perjuangan revolusioner dr seorang musisi Reggae Dance Hall yg juga dinobatkan sebagai “Best Reggae Act” oleh Rolling Stone Indonesia dan juga “Best Reggae Composition” oleh Anugerah Musik Indonesia melalui album pertamanya “Reggae Ambassador”.

Matisyahu – Light
Jauh sebelum rilis album “Light” pd tgl 25 Agustus 2009, Matisyahu telah muncul dgn lagu “I Will Be Light” membawa poster bertulisakn “free Aung San Suu Kyi – freedom for Burma”. Bergabung bersama musisi lain dlm kampanye “Free Burma Now”.
Dan beberapa minggu sblm penluncuran album terbarunya, Matisyahu melempar single “One Day”. An anthem for peace, sebuah lagu perdamian dr seorang Yahudi yg bangsanya tak pernah berhenti meng-invansi rakyat Palestina.
Alhasil, bulan Puasa kemarin adalah milik Matisyahu. Hampir setiap hari saya mendengarkan lagu2nya. Saya tidak Khatam membaca Al-Quran tapi saya Khatam mendengarkan album ‘Light’ dr Matisyahu. Dan rasa2nya saya tdk perlu mendapat hukuman pancung akan hal itu.


Alborosie – Escape From Babylon
Alborosie bisa dikatakan sbg Musisi Sufi, disaat karirnya bersama band reggae Italy – Reggae National Tickets – tengah berada di puncak, Alborosie justru memilih pergi dari Italy. Dia memutuskan pindah ke Jamaica, meninggalkan kesuksesan yg telah didapat bersama Reggae National Tickets.
Escape From Babylon, pergi dari Italian Babylon. Alborosie move to Zion – The Rastafarian Land. Kini Alborosie tinggal di sebuah tempat di Jamaica yang dia sebut sbg spiritual home. Di tempat itulah dia menelurkan karya-karya nya. “Escape From Babylon” adalah karya pertamanya sejak pindah ke Jamaica.
“My destiny was to follow a journey similar to the early days of many great talents and musical legends before me”. Demikian Alborosie mengatakan. Rilis pada 15 Juni 2009, dibawah label Greensleeves, album “Escape From Babylon” berisi 16 lagu.

Bob Marley – B is for Bob
Kalo kalian adl seorang Ibu dan Ayah yg anaknya masih nongkrong di kelas 5 SD, kalo kalian seorang kakak yg punya adik kelas 6 SD, kalo kalian adalah Om dan Tante yg punya keponakan masih sering ngompol, album dr sang legenda Reggae Bob Marley ini cocok untuk hadiah ulang tahun si kecil.
Kini kalian tak perlu riasu lagi krn Joshua telah beranjak remaja, dan menyanyikan lagu “Di Obok-Obok” dgn versi sedikit nakal ala remaja kota. Tak perlu gundah gelisah krn Dhea Trio Kwek-Kwek sudah paham apa itu ‘malam pertama’. Tak perlu khawatir krn si Agnes Monica makin hari makin bohay dia punya body dan si Bondan tak lagi menyanyikan ‘Si Lumba-Lumba’ tapi main Bas ala Flea ‘RHCP’ bawain lagu Kroncong Protol.
Album B Is For Bob adalah koleksi lagu-lagu lawas Bob Marley yang dirilis ulang dgn aransemen baru yg ditujukan untuk anak2. Diproduseri oleh Ziggy Marley, album ini adalah album reggae for kids. Percayalah lagu2 di album ini sudah dipoles sedemikian rupa oleh Ziggy untuk mendapatkan kids atmosphere.
Simak saja lagu “Three Little Birds” yg disuguhkan hanya dgn guitar acoustic, kemudian “Jammin” dibawakan hanya dgn iringan percussion dan guitar acoustic. Juga ada “Small Axe” dgn intro suara anak-anak kecil yg sedang tertawa riang.
———————
Demikianlah review dari kami. 5 album Reggae terbaik sepanjang tahun 2009 diatas bukanlah versi majalah Rolling Stone, juga bukan versi majalah Mojo. 5 album Reggae terbaik tahun 2009 diatas adalah versi Musik Pribumi. Mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan, atau barangkali kalian punya versi sendiri? Let’s share it.


Rastafari Bukan Sebuah AGAMA

Rastafari bukanlah sebuah agama/formal religion, tapi Rastafari merupakan “movement” atau bisa juga disebut sbg “way of life”.
Meskipun mempunyai Tuhan yg disebut Jah, Rastafari tdk memiliki sebuah kitab suci spt Al-Quran dlm agama Islam, Injil dlm agama Kristen atau Tanakh dlm agama Yahudi.
Ajaran-ajaran pergerakan Rastafari sendiri banyak mengambil dr agama Yahudi dan Nasrani.
Beberapa ayat dari Injil dan Tanakh menjadi landasan penting bagi pergerakan ini. Revelation: 5, Revalation 22:7, Psalm 87:4-6; yg menjadi pijakan bagi Marcus Garvey untuk melakukan Nubuat dan kemudian memunculkan sosok Haile Selassie I sbg reinkarnasi Tuhan.

Genesis 1:11, Genesis 1:29, Genesis 3:18, Proverbs 15:17, Psalms 104:14, Revelation 22:2 adalah ayat-ayat yg digunakan para rastafarian untuk melegitimasi penggunaan Marijuana sbg bagian dr proses meditasi. “When you smoke the herb, it reveals you to yourself” – Bob Marley.
Kalaupun ada buku-buku (kitab) yg dianggap sbg landasan dasar atau pegangan dr gerakan Rastafari, spt: The Holy Piby, King James Bible, The Promised Key, dan Kebra Negast; menurut hemat saya tdk bisa disebut sbg Kitab Suci ‘murni’ dr gerakan Rastafari – sebuah firman yg lahir dari Tuhannya sejak pengkultusan Haile Selassie I sbg The messianic figure.
Buku-buku (kitab) yg saya sebutkan diatas, kecuali King James Bible, banyak bersumber dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama yg berhubungan dgn kitab suci umat Yahudi, yg dsebut Tanakh (Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, Deuteronomy, Psalm, Proverbs) sedang Perjanjian Baru berhubungan dgn kitab suci umat Nasrani (Injil: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes)
The Promised Key dan The Holy Piby mungkin bisa digambarkan spt Bukunya David Ricardo “On the Principles of Political Economy and Taxation” pada paham kapitalis atau buku “The Communist Manifesto” pada paham komunis oleh Karl Marx. Sebuah kitab: landasan dasar, pegangan; tapi bukanlah Kitab Suci.
Buku (kitab) Kebra Negast berisi tentang sejarah kekaisaran Abyssinia (Ethiopia), pertemuan Raja Solomon dan Ratu Sheba, serta Menelik I. Sedang The Promise Key berisi doktrin tentang Haile Selassie I sbg Jah, Lord of Lords; Jesus is a black man; black supremacy; repatriation to the Ethiopian Zion; dan fight against babylon. Tak jauh berbeda dengan apa yang tertulis dalam buku (kitab) The Holy Piby.
Seorang Rastafarian kah Anda?
Selamat Menikmati Malam, Yoo Maann.

Rastafari: Freedom Movement dan Nilai Tentang Emansipasi

Rastafari adl sebuah “Freedom Movement” dimana setiap individu dr gerakan ini punya kebebasan untuk menelaah falsafah hidup dr gerakan Rastafari dan punya kebebasan penuh untuk menafsirkan ajaran Rastafari – termasuk pengkultusan terhadap Kaisar Haile Selassie I dan atau keyakinan bahwa beliau adl sang Messiah (Revelation 5).
Hal itu bisa kita lihat dari banyaknya mansion/grup/aliran dr gerakan Rastafari. Sebut saja “The Twelve of Tribes of Israel”, 1 dari 3 aliran besar dan terkenal dalam gerakan Rastafari. “The Twelve of Tribes of Israel” tdk menganggap Haile Selassie I sbg Jah/Yahweh/Jehovah. “The Twelve of Tribes of Israel” percaya bahwa Yahshuwah The Messiyah/Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, sedang Haile Selassie I sebagai ilahi yang dipilih oleh Sang Pencipta untuk mewakilinya di bumi dlm kapasitas sbg Raja.
Dalam mansion “The Twelve of Tribes of Israel” – yg ikut mensposori lahirnya Grup Vokal Reggae Israel Vibration – Haile Selassie I dipandang sebagai raja yang terpilih oleh Tuhan dalam keturunan Raja Daud dan Raja Salomo (baca kisah Thalut/Saul: Al-Baqoroh : 246-252 dan 1 Samuel 9:16-17). Haile Selassie I dianggap sebagai representasi dari The Messiyah/Yesus Kristus dalam Karakter sbg raja, Dia bukanlah Yahshuwah The Messiyah/Yesus Kristus itu sendiri, tetapi wakil dari perjanjian Daud yang abadi.
Berbeda dgn “The Twelve of Tribes of Israel”, mansion Bobo Ashanti percaya bahwa Haile Selassie I adl Tuhan Yang Agung, dgn Marcus Garvey sebagai nabi, serta Emmanuel (pendiri mansion Bobo Ashanti) sebagai Imam Besar setelah urutan keimamatan Melkisedek. Ide-ide “Black Supremacy” dan “Jesus is a black man” masih sangat kental di mansion ini.
Tidak berhenti disitu, kemudian muncul pula Muslim Rastas yg merujuk kepada cara hidup dan implementasi atas ajaran-ajaran filosofis Rastafari (emansipasi, struggle, dan ketaatan pada Tuhan) dgn tetap menjaga Monoteisme (percaya pada Allah SWT, The Creator, yg ESA, yg Maha Agung) dan tdk meyakini Kaisar Haile Selassie I sbg Tuhan yg Agung. Dan tentunya tdk menggunakan Marijuana.
Lalu ada juga “Zion Rastafari” sebuah sekte kecil Yahudi, yang masih berpegang pada tradisi Yahudi, tetapi juga menerima Selassie I sebagai keturunan Raja Daud, dan roh ilahi. Selain itu ada pula beberapa aliran lain spt: Iyesus/Jesus Dreads, Messianic Dreads, Remi Rastafari, dan the Selassian Church.
Dari situ kita bisa melihat betapa beragamnya gerakan Rastafari. Sebuah gerakan yg tdk lagi eksklusive milik masy.kulit hitam. Sebuah gerakan yang bisa dileburkan ke dlm komunitas/individu/agama manapun. Kita semua punya kebebasan penuh untuk melihat dari perspekstif manapun.
Bob Marley sendiri tdk pernah menyatakan dengan aliran mana dia bergabung. Bob Marley menafsirkan falsafah hidup gerakan Rastafari dr sudut pandang dia sbg musisi reggae.
Yang menjadi fondasi dasar dari gerakan ini adalah emansipasi. Meskipun terbagi dalam beberapa sub grup/mansion, issue emansipasi menjadi benang merah diantara mereka.
Jadi, seorang Rastafarian kah kalian? Bebaskan diri kalian untuk menafsirkannya dr sudut pandang manapun :) Selama kalian memegang teguh prinsip emansipasi dan penghapusan masyarakat kelas 2, maka kalian bisa juga disebut sbg seorang Rastafarian.

Tony Q Rastafara Bapak Reggae Indonesia

Musik Reggae, identik dengan Bob Marley dan rambut gimbalnya. Musik dengan irama mendayu-dayu santai ini, meskipun tidak cengeng, merebak sampai Indonesia. Yang populer mengalunkan genre musik ini sekarang adalah Steven and The Coconut Tree, band yang hampir seluruh personilnya berambut gimbal. Masa 80'an di Indonesia musik reggae banyak dikompilasi dengan musik pop sedang in waktu itu yang populer adalah lagu Dansa Reggae yang dibawakan Nola Tilaar karya Melki Goeslaw, hampir bersamaan dengan itu juga muncul band reggae seperti Abreso, Air Mood, dan Asian Roots. Musik reggae Indonesia berkembang sendiri dan belum menjadi trend musik anak muda pada waktu itu.
Dari sekumpulan musisi dan grup band reggae tersebut, muncul nama Tony Q Rastafara seorang musisi asal Semarang yang berusaha eksis di musiknya orang Jamaika ini. Sejak tahun 1989 ia terbiasa manggung dari kafe ke kafe membawakan musik reggae bersama band-nya Roots Rock Reggae. Ia sempat pindah-pindah grup seperti Exodus, Rastaman, dan akhirnya Rastafara yang banyak dikenal pecinta reggae.
Dari sekian grup band ini Tony aktif menciptakan lagu-lagu yang kebanyakan bercerita soal sosial, kemanusiaan, cinta, dan kehidupan masyarakat keseharian. Bersama Rastafara ia mengeluarkan album "Rambut Gimbal" dan "Gue Falling In Love". Di album "Rambut Gimbal", istilah gaya rambut seperti tali tambang ini menjadi sebutan yang memasyarakat bagi style para musisi reggae beserta penggemarnya. Tahun 1997 Rastafara memutuskan vakum, Tony Q akhirnya membentuk band baru dengan tetap mengusung bendera Rastafara, dan tahun 1998 terbentuklah Tony Q & New Rastafara sampai pada Tony memutuskan untuk bersolo karir.
Di tahap ini Tony berhasil merilis albun "Damai Dengan Cinta" hingga namanya semakin populer sebagai dedengkotnya musik reggae Indonesia. Di album ini seorang profesor bidang musik asal Kanada memberikan referensi dengan mengirimkan albumnya di ajang Bob Marley Festival di Amerika Serikat. Sayangnya ketika mendapat undangan pada ajang itu, Tony terhambat izin visa dari pemerintah Amerika Serikat.
Tahun 2003 albumnya yang ke empat keluar berjudul "Kronologi" merupakan kompilasi beberapa lagu dari album-album sebelumnya dan beberapa lagu yang belum sempat dirilis. Pada 2005, Tony kembali merilis albumnya yang terbaru bertitel "Salam Damai" dengan membawa misi dan visi yang ingin disampaikan tentang perdamaian. Berdasar obrolan dengan Indo Reggae Society musisi dengan pembawaan vokal yang serak dan berat ini memilih reggae karena pengalaman batinnya dan banyak alasan yang membuat memilih genre reggae.
Tony yakin musik reggae akan berkembang dan bukan lagi sebagai genre musik yang minor karena kaitannya dengan rasta atau ganja, ia berusaha menghilangkan stigma bahwa musisi dan penggemar reggae harus memakai ganja. Ini terus didengungkan lewat lagunya Reggae Dot Com di albumnya bertajuk "Anak Kampung" di tahun 2007, liriknya bercerita kalau reggae gak harus gimbal gimbal gaka selalu reggae, reggae gak harus memakai ganja memakai ganja gak selalu reggae. Harapannya musik reggae di perjuangkan bukan sekedar gimbal atau ganja yang paling penting esensi perdamaian, kemerdekaan arti sebuah musik, dan lebih pada edukasi agar tidak menjadi salah mengartikan musik reggae itu sendiri. Maka cukup pantas Tony Q Rastafara jika disebut sebagai "Bapak Musik Reggae Indonesia